Fatir Muhammad, bayi berusia 1 tahun korban peluru nyasar di Makassar
dirawat di RS Wahidin, Sulawesi Selatan, Rabu (13/2). TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Makassar -
Fathir Muhammad, bayi berusia satu tahun yang terkena peluru nyasar,
meninggal dunia tadi malam sekitar pukul 23.50 Waktu Indonesia Tengah di
Ruang Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo,
Makassar.
Bocah berkulit putih ini tertembak saat bermain di ruang tengah rumahnya di Jalan Baji Gau, Kecamatan Mamajang, 1 Februari 2013 lalu. Dia sempat menjalani tiga kali operasi, termasuk pengangkatan proyektil yang bersarang di bagian belakang kepalanya.
Usai operasi kedua, 18 Februari lalu, Fathir sudah bisa membuka matanya. Namun, kata ibunya, Nurhikmah, 24 tahun, dia tidak memberi respons terhadap sekitarnya. Setelah 35 hari terbaring di ranjang rumah sakit, Fathir mengembuskan napas terakhirnya tadi malam.
Bocah malang ini dikebumikan di pemakaman keluarga di Baruanging, Panampu, Makassar, usai salat Jumat tadi. Sampai sekarang, polisi belum menemukan pelaku penembakan. "Anak kami sudah tiada, kami minta polisi tidak menutup-nutupi kasus ini," kata Fikar Munandar, 23 tahun, ayah Fathir.
Pagi tadi, juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Endi Sutendi, memaparkan hasil uji forensik dari Laboratorium Forensik Kepolisian RI cabang Makassar. Ia mengatakan peluru yang sempat bersarang di kepala Fathir merupakan kaliber 30 milimeter dengan material full metal jacket. "Jenis amunisi berupa peluru tajam dengan bentuk tumpul pada ujung atau round nose," katanya. Namun, Endi belum bisa memastikan jenis senjatanya.
Bocah berkulit putih ini tertembak saat bermain di ruang tengah rumahnya di Jalan Baji Gau, Kecamatan Mamajang, 1 Februari 2013 lalu. Dia sempat menjalani tiga kali operasi, termasuk pengangkatan proyektil yang bersarang di bagian belakang kepalanya.
Usai operasi kedua, 18 Februari lalu, Fathir sudah bisa membuka matanya. Namun, kata ibunya, Nurhikmah, 24 tahun, dia tidak memberi respons terhadap sekitarnya. Setelah 35 hari terbaring di ranjang rumah sakit, Fathir mengembuskan napas terakhirnya tadi malam.
Bocah malang ini dikebumikan di pemakaman keluarga di Baruanging, Panampu, Makassar, usai salat Jumat tadi. Sampai sekarang, polisi belum menemukan pelaku penembakan. "Anak kami sudah tiada, kami minta polisi tidak menutup-nutupi kasus ini," kata Fikar Munandar, 23 tahun, ayah Fathir.
Pagi tadi, juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Endi Sutendi, memaparkan hasil uji forensik dari Laboratorium Forensik Kepolisian RI cabang Makassar. Ia mengatakan peluru yang sempat bersarang di kepala Fathir merupakan kaliber 30 milimeter dengan material full metal jacket. "Jenis amunisi berupa peluru tajam dengan bentuk tumpul pada ujung atau round nose," katanya. Namun, Endi belum bisa memastikan jenis senjatanya.
0 komentar:
Posting Komentar
1 Komentar Anda adalah sangat berarti bagi kami, karena bagi kami komentar anda membuat semangat bagi kami ...
Komentar yang mengandung SARA,SPAM, BERKATA KOTOR, MENGHINA, atau kata yang tidak bagus untuk di lihat/dibaca akan di delete/di hapus.